Rabu, 07 November 2012

MATERI 2 : MENAMPILKAN PERILAKU ETIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL



Etika yaitu standar perilaku bermoral, maksudnya, perilaku yang diterima oleh masyarakat sebagai benar versus salah. Etika mencerminkan hubungan orang yang sepantasnya dengan satu sama lain. Etika lebih dari legalitas. Legalitas adalah lebih sempit. Legalitas tersebut merujuk pada hukum yang telah kita tulis untuk melindungi diri kita dari penipuan, pencurian, dan kekerasan.

Etika dimulai dari kita masing-masing.  Hal yang sehat ketika mendiskusikan isu moral dan etis untuk ingat bahwa perilaku etis dimulai dengan anda dan saya. Kita tidak dapat mengandalkan masyarakat untuk menjadi lebih bermoral dan etis kecuali kita sendiri sebagai individu berkomitmen untuk menjadi lebih bermoral dan etis. 

Berikut adalah beberapa contoh pertanyaan yang akan membantu anda dalam menghadapi dilema etis :
1.      Apakah hal itu legal?
2.      Apakah hal itu seimbang?
3.      Bagaimana tindakan tersebut akan memengaruhi perasaan saya terhadap saya sendiri?

Dan berikut ini juga, ada beberapa contoh hal/cara untuk mencegah perilaku tidak beretika :
1.       Meningkatakan hukuman untuk para pelanggar
2.      Program pendidikan pengawal
3.      Penerbitan tentang mereka yang telah dihukum
4.      Kode etik bersikap
5.      Menambah kelas etika diprogram universitas
6.      Hukum-hukum baru

Etika organisasional dimulai dari puncak. Etika adalah sesuatu yang ditangkap dan bukam dikatakan. Maksudnya, orang mengetahui standar dan nilai mereka dari mengamati apa yang dilakukan orang lain, bukan dari mendengarkan apa yang mereka katakan. Mengelola bisnis secara etis dan bertanggung jawab, juga didukung dengan menetapkan standar etis korporat. Meskipun kode etika yang ada sangat bervariasi, kode etika dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori utama: berbasis kepatuhan dan berbassis integritas. Kode etika berbasis kepatuhan (compliance-based ethics codes) menekankan pencegahan perilaku yang melanggar hukum dengan meningkatkan kontrol dan dengan memberikan sanksi

Kepada yang melanggar. Sedangkan kode etika berbasis integritas (integrity-based ethics codes) mendefinisikan nilai-nilai panduan prgnisasi, menciptakan sebuah lingkungan yang secara etis mendukung perilaku yang baik, ddan menekankan akuntabilitas bersama antar karyawan.

Langkah-langkah untuk meningkatkan etika dalam berbisnis:
-          Dukungan manajemen puncak
-          Kepahaman antar karyawan
-          Pelatihan manajer
-          Kantor yang beretika
-          Pihak luar harus mendapatkan informasi
-          Kode etik harus ditegakkan 

Macam – macam tingkat pertanggung jawaban sosial perusahaan:
1.      Tanggung jawab sosial korporat
Perhatian bisnis terhadap kesejahteraan masyarakat                                  
-          Filantropi korporat (meliputi sumbangan amal)
-          Inisiatif sosial korporat (meliputi kompetensi perusahaan)
-          Tanggung jawab korporat (meliputi memperkerjakan pekerja minoritas hingga produk yang aman)
-          Kebijakan korporat (merujuk pada posisi yang diambil oleh perusahaan)
2.      Tanggung jawab terhadap pelanggan
Memuaskan pelanggan dengan menawarkan barang dan jasa yang bernilai nyata
3.      Tanggung jawab terhadap investor
4.      Tanggung jawab terhadap karyawan
Menciptakan lapangan pekerjaan, memperlakukan karyawan dengan rasa hormat, memberi gaji dan tunjangan
5.      Tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan
Untuk menciptakan kemakmuran yang baru

AUDIT SOSIAL
(Social auditing) yaitu sebuah evaluasi sistematis dari kemajuan organisasi menuju penerapan program yang bertanggung jawab dan responsif secara sosial. Audit sosial dapat dilakukan oleh perusahaan itu sendiri dan dari luar group yang berfungsi sebagai pengawas:
1.      Investor yang sadar secara sosial
2.      Pemeduli lingkungan
3.      Pejabat serikat buruh
4.      Pelanggan 

ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL INTERNASIONAL
Para pemimpin pemerintah bukan merupakan satu-satunya yang dibawa ke standar yang lebih tinggi, para pemimpin perusahaan/puncak pun juga demikian. Banyak bisnis-bisnis yang menuntut perilaku yang bertanggung jawab secara sosial dari pemasok internasional mereka dengan memastikan bahwa pemasok mereka tidak melanggar standar hak asasi manusia dan lingkungan. Hal yang berlawanan dengan perusahaan yang menuntuk pemasok mereka menampilan perilaku tanggung jawab sosial adalam mereka yang telah mengkritik karena telah mengeksploitasi pekerja dinegara terbelakang.


            Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga dapat bermanfaat bagi semuaaaa =))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar